Shevchenko! bagi penikmat sepakbola pada medio 90an pasti
sering mendengar namanya, medio dimana serie A masih menjadi liga penguasa dan
liga inggris belumlah segemerlap sekarang, awal perkenalanku dengan sepakbola
memang bukanlah dari shevchenko, kali pertama aku menonton sepakbola
langsunglah disuguhkan pertandingan akbar bertajuk final piala dunia antara
prancis vs brazil, dimana ayahku yang sebenarnya merupakan glory hunter brazil
karena keberadaan ronaldo mengumpat dengan gaya bataknya yang khas karena
andalannya itu seperti mati kutu di pertandingan yang seharusnya menjadi
klimaks, aku yang saat itu baru berumur 5 tahun terbangun mendengar umpatannya
dan mulai ikut menonton pertandingan itu tetapi disitu aku belumlah dapat
menikmati sepakbola, barulah pada tahun 1999 aku tidak sengaja menonton
pertandingan ac milan, aku melihat striker yang saat itu juga aku baru tau
kalau dia baru bergabung di team ini. Iya, shevchenko namanya, aku langsung
tertarik dengan permainannya, gaya dia berlari yang seperti berjoget tetapi
merupakan salah satu keunggulannya, cara dia menipu lawan serta sundulannya
yang meski terlihat aneh tapi sering akurat membuat kiper mati langkah. Can can
nama panggilannya selain sheva semakin membuatku cinta akan sepakbola dan
secara langsung tentunya menjadi fans acmilan atau yang kita kenal sebagai
milanisti, di tahun pertamanya itu sheva langsung menjadi topskor di liga yang
terkenal mempunyai defense yang rapat dengan 24 gol, salah tiga golnya dibuat
saat berhadapan dengan lazio yang ketika itu dikawal oleh salah satu defender
terbaik italy sekaligus bandiera team tersebut alesandro nesta, saya ingat
betul ketika itu sheva memenangkan duel dengan nesta dan berhasil
mengalahkannya dalam duel lari percis seperti ketika dia memperdaya puyol di
camp nou saat milan berhasil mengalahkan barcelona. Seperti anak-anak lainnya
aku kecil pun waktu itu mulai memainkan sepakbola bersama teman dan aku berjuang
keras menirukan shevchenko saat bermain tarkam di kampungku dari gaya lari dan
selebrasinya, aku sangat senang karena setiap aku bermain sepakbola temanku
selalu memanggilku dengan panggilan sheva, saat aku smp aku semakin penasaran
dan tak sengaja melihat buku bergambar shevchenko di toko buku, aku bertanya
kepada petugas dia bilang itu merupakan buku keluaran khusus mengenai sheva,
aku takut meminta orang tua ku untuk membelikan buku itu karena harganya sama
dengan uang jajanku sebulan, aku pun berjuang keras mengumpulkan duit untuk
membeli bukunya itu buku pertama yang aku beli memakai duit sendiri, aku
langsung melahapnya dalam 1 hari dan saat membaca aku semakin senang karena
pemain idolaku itu merupakan pribadi yang berhasil menginfluenceku, iya saat
itu aku masih menjadi remaja labil kalu tidak mau disebut alay (hey kita semua
memang pernah menjalani masa itu) untuk menyukai sejarah, eropa timur, valery
lobanovsky dan agama, sheva memang terkenal merupakan salah satu pemain yang
agamais. Iya aku tumbuh besar dengan shevchenko, sosok yang bukan hanya
mempengaruhiku dalam bermain sepakbola (meski tak pernah berhasil) tetapi juga
sedikit banyak mempengaruhiku dengan kehidupan pribadinya. Terima kasih sang
kaisar telah menemani masa kecilku
0 komentar:
Post a Comment